Manusia merupakan makhluk yang begitu sempurna, memiliki hal-hal tertentu yang tak semua makhluk lain miliki, manusia hanya cukup berpikir apa yang akan ia lakukan kemudian menetapkan sebagai target pencapaian. Dan tetap teguh mengejar apa yang telah ia tentukan tanpa meperdulikan halangan atau hambatan yang akan datang menerpa mimpinya.
Sesederhana itukah? Jelas ini bukan sekedar omong kosong. Sudah menjadi rahasia umum bagaimana kisah-kisah manusia diluar sana mejalani hidupnya untuk mencapai apa yang telah menjadi mimpinya. Mereka mempunyai impian, menentukan target dan tetap focus dengan apa yang menjadi impiannya tanpa memperdulikan masalah yang akan menerpa mimpinya.
Manusia lain yang menganggap kesuksesan yang orang lain dapatkan tidak akan terjadi pada hidupnya adalah contoh manusia-manusia yang tidak memeliki rasa kepercayaan dalam dirinya, jelas kita adalah manusia yang sama, sama seperti manusia-manusia yang menggapai kesuksesan mereka dengan gemilang. Yang menjadi perbedaan hanya terletak apakah kita benar-benar mempunyai kepercayaan dan mau berusaha menggapai mimpi-mimpi yang telah kita buat.
Begitu besar anugrah yang manusia miliki, jadi berhentilah mencari-cari alasan terhadap diri sendiri. Contoh sederhana bagaimana seorang bernama Uwais al Qorni menggendong ibunya untuk melaksanakan perintah haji dengan berjalan kaki dari yaman menuju ke mekkah. Yang pada saat itu memerlukan waktu berhari-hari untuk sampai. Menanggapi permintaan ibunya yang ingin melaksanakan perintah haji Uwais al Qorni membeli seekor anak sapi yang ia gunakan untuk melatih dirinya demi memenuhi apa yang menjadi impian ibunya dan sekaligus menjadi impiannya sendiri untuk menjadi anak yang selalu berbakti kepada ibunya.
Setiap hari Uwais al Qorni menaiki dan menuruni bukit dengan menggendong anak sapi tersebut. Semakin hari semakin berat pula beban anak sapi itu, dan itu berlangsung selama delapan bulan. Ia tidak memperdulikan ejekan orang-orang yang menganggap ia adalah seorang yang gila. Yang ada dibenaknya hanyalah bagaimana ia tetap pada pendiriannya untuk membawa ibunya untuk menunaikan perintah haji. Sampai pada hari dimana musim haji telah tiba, Uwais al qorni mulai mengendong ibunya dan melakukan perjalanan dari Yaman menuju Mekkah dengan berjalan kaki. Sampai akhirnya ia berhasil dan membawa ibunya pulang dengan selamat.
indah bukan? image bay pernikdunia.com |
Berawal dari mimpi, usaha dan di akhiri dengan tekad dan doa. Ubahlah padangan kita terhadap dunia jika memang itu perlu dilakukan, jadilah manusia yang berani bermimpi, bayangkan apa yang akan menjadi resiko terbesar, dan mulailah dengan hal yang paling sederhana dalam mewujudkan mimpi. Terus berusaha, penuhi usaha dengan tekad dan akhiri dengan doa. Tidak ada hal yang tak mungkin jika kita terus percaya, percayalah.
Dengan nama Allah, mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi pesan yang mengubah cara pandang kita terhadap kehidupan, dan bisa memulai apa yang sebenarnya menjadi impian terbesar kita, dan tetap teguh menggapainya. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca pesan ini.
Baca Juga : Catatan lain
siap dan terima kasih
ReplyDelete