3/13/2022

Tidak Meratanya Pembangunan di Daerah Sehingga Daerah Kita Tetap Menjadi Daerah 3T (Terluar, Terdalam dan Tertinggal)

3T Sumber : LINE TODAY x Quora
Sering kali pemerintah daerah maupun pemerintah kota selalu menyinggung tentang pemerataan pembangunan di kota maupun di daerah, namun kenyataannya masih banyak daerah-daerah yang masih jauh dari kata sejahtera dalam pemerataan pembangunan sehigga daerah tersebut mengalami 3T ( Terluar, Terdalam dan Tertinggal ).

Harapannya kepada pemerintah yang sudah diberi mandat sama rakyat jadilah pemimpin yang amanah sehingga apa yang diharapkan masyarakat bisa terealisasi, bukan hanya sekedar janji melainkan bukti, agar masyarakat 3T juga dapat merasakan hasil dari pembangun yang direalisasikan pemerintah seperti halnya masyarakat yang tinggal di kota. Harapan kami selaku pemuda daerah, selalu mendukung kebijakan pemerintah untuk pemerataan pembangunakn di daerah sehingga kita bisa mewujudkan sila ke 5 yaitu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari kata 3T tersebut dimaksudkan dengan masih mirisnya pembangunan di beberapa daerah yang mengakibatkan banyak dari beberapa sektor yang menjadikan daerah tersebut jadi tertinggal, sehingga masih sulitnya akses masyarakat di bidang perekonimian, pendidikan, kesehatan dan teknologi.

Untuk mendukung ketersediaan teknologi di masyarakat agar masyarakat tidak mengalami ketertinggalan informasi dan kmunikasi secara virtual yang mana sekarang teknologi semakin canggih dan perkembangannya semakin cepat. Dari aspek teknologi masyarakat 3T mengalami ketertinggalan teknologi sangat jauh dibandingkan dengan masyarakat kota. Aspek ini juga terkait dengan masalah pandemi Covid-19 di Indonesia terkhusus lagi didaerah tertinggal yang mengharuskan semua siswa siswi harus belajar via online. Sebagaimana yang pernah saya alami di daerah 3T, siswa siswi harus menanjak bukit 1-5Km untuk mencari sinyal agar bisa mengenyam pendidikan.

Pada sektor kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, penganggulangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meletakan kesehatan adalah salah satu komponen utama pengukuran selain pendidikan dan pendapatan.

Bacaan Lain :  Persepsi dan Pola Pikir Masyarakat Ekonomi Menengah Kebawah 

Kondisi umum kesehatan Indonesia dipengaruhi oleh factor lingkungan,perilaku,dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan kesehatan terdiri dari beberapa komponen antara lain ketersediaan dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan,tenaga kesehatan,pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas kesehatan dasar, yaitu puskesmas yang diperkuat dengan puskesmas pembantu dan puskesmas keliling , telah didirikan di hampir seluruh wilayah Indonesia, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih menjadi kendala.

Jika hal ini terus dibiarkan masyarakat tetap mengalami 3T, sehingga tidak ada perkembangan dan kemajuan pada masyarakat daerah yang mengakibatkan tingkat kemiskinan di daerah semakin tinggi, kurangnya minat ingin belajar pemuda pemudi daerah yang selalu memikirkan faktor ekonomi keluarga sehingga merantau ke negeri tetangga dan pada sektor kesehatan, jika ini terus dibiarkan maka otomatis layanan kesehatan Indonesia di cap buruk, juga tidak merata.

Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi daerah 3T adalah dengan cara pemerataan pembangunan seperti insfratruktur, teknologi, pendidikan dan kesehatan, Sehingga bisa menstabilkan ekonomi masyarakat daerah, tidak ketinggalan informasi, tetap optimis dalam mengenyam pendikikan dan memudahkan untuk fasilitas pengobatan.

Peran kita sebagai pemuda/mahasiswa sangat penting menyangkut isu ini, dalam memperjuangkan hak untuk daerah 3T tentang pemerataan pembangunan sehingga bisa meraskan fasalitas yang layak seperti hal nya fasilitas di kota. Karena dengan pemerataan pembangunan kita bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam menyangkut isu daerah 3T saya selaku pemuda dengan pembekalan ilmu yang saya dapatkan di bangku kuliah, saya terapkan di bidang masyarakat plosok daerah dengan dengan mengembangkan jaringan teknologi agar memudahkan masyarakat sehingga tidak ketertinggalan informasi.

Nama saya adalah Heru, saya lahir di dusun Kawakan, desa Sengawang, kec. Teluk kermat, kab. Sambas, 14 Januari 2000. Saya adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Adik saya 2 laki-laki dan 1 perempuan. Kedua orang tua saya bekerja sebagai tani. Saya adalah alumni mahasiswa POLNEP jurusan teknik elektro, prodi elektronika.


Oleh Heru 12 Maret 2022
dikutip dari Kolaborasi Mahasiswa Kabupaten Sambas
#BersuaraDenganKarya

No comments:

Post a Comment