2/12/2023

Menyelesaikan masalah untuk tetap hidup

image by Citywd.org biar seger
Pagi ini mata enggan untuk bangun, bukan tanpa alasan. Beberapa malam sebelumnya hari terlalu larut untuk tidur. Memikirkan masalah memang bukan jadi terbaik utnuk menyelesaikan masalah. Terlebih lagi jika kita hanya bisa berkutat dalam lingkaran masalah. Sadar atau tidak, kita seharusnya memikirkan jalan terbaik untuk keluar dari masalah yang kita alami.

Namun, begitulah realita yang aku lalui beberapa hari ini. Dan karna itu juga yang menjadi alasan mengapa pagi ini mata enggan untuk terbuka untuk sekedar melihat matahari pagi. Melirik ke arah jam, waktu telah menujukan pukul 7.48 Wib. Padahal aku sudah harus siap berangkat kerja ketika waktu menunjukkan pukul 8.00 Wib, walupun sebenarnya jadwal masuk kerja dimulai pukul 9.00 Wib. Aku harus memberi jarak satu jam sebelum berangkat kerja mengingat lokasi temoat tinggal yang jauh dari tempat kerja.

Aku bergegas mandi dan mempersiapkan seragam yang harus seharusnya sudah aku siapkan sejak tadi malam. Setelah semua beres, tepat pukul 8.12 Wib dengan beberapa kalimat doa aku berangkat kerja berharap di perjalanan tidak menemukan masalah dan tiba di kantor tepat pada waktunya.

15 menit perjalan aku harus melewati beberapa jalan yang berlobang karna dalam masa perbaikan jalan. Terlihat beberapa orang di pinggiran jalan begitu sibuk dengan pekerjaannya tanpa memperdulikan orang yang melintas melewati jalan yang mereka perbaiki. Beberapa hari terakhir Pemerintah Kabupaten di tempatku memeng sedang serius menangani perbaikan jalan raya yang bisa di bilang membahayakan karna di sepanjang jalan di penuhi lubang. Belum lagi jika dalam keadaan malam hari akan sangat membahayakan, kondisi jalan yang belubang, di tambah lagi tidak adanya penerangan jalan. Mudah mudahan saja semua perbaikan dapar dengan cepat terselesaikan. Setidaknya akan mengurangi kekhawatiran pengendara terlebih aku yang hampir setiap hari melewati jalan Kabupaten ini menuju tempat kerja.

Setelah hampir beberapa saat akhirnya aku melewati gerbang pembatas antara Kabupaten dengan Kota Madya. Terlihat jelas perbedaan, dari kondisi jalan yang sebelumnya berlubang jalan di kota begitu mulus, disini kadang aku berfikir bagaimana sistem keuangan dan sistem pembangunan yang mebuat jalan di kota begitu berbeda dengan kondisi yang yang ada di Kabupaten tempat aku tinggal.

Sesekali aku berhenti di perhentian lampu merah untuk mematuhi isyarat lampu, tanpa ada yang terpikirkan aku langsung jalan saja ketika isyarat lampu hijau menyala. Dari rute jalan yang aku pilih menuju ke tempat kerja, aku akan menjumpai 3 simpang lampu merah. Masalah datang ketika aku melewati simpang lampu merah yang yang kedua, dengan isyarat lampu merah menyala, aku perlahan berhenti mengikuti isyarat lampu lalu lintas.

Dari kejahuan seorang Polantas terlihat menertibkan jalan dari begitu ramainya pengendara motor yang beraktifitas di pagi ini. Dengan raut muka yang datar polisi perlahan menghampiriku.

"Selamat pagi". Ucap petugas
"Pagi pak". Jawabku bingung
"Bisa tunjukan surat kelengkapan motornya".

"Sebentar pak". Sementara aku sibuk memeriksa isi dompet mencari STNK motor
"Ini pak". Aku nurut saja

"STNK-nya saya tahan, silakan berhenti di pos polisi, untuk mengambil surat tilang". Pak polisi memberikan isyarat ke arah pos polisi yang tak jauh dari tempat aku berada.

Tanpa memperpanjang percakapan, aku langsung menuju pos polisi yang diisyaratkan polisi itu.

***

Ngantuk...

No comments:

Post a Comment