4/15/2023

Entah mengapa, semua seakan berat.

Rizal
Hari ini, hari keduaku kuliah. Hari yang sebelumnya belum pernah aku bayangkan. Semuanya seakan mengalir sebagaimana mestinya. Semua berjalan menyenangkan, lingkungan baru, suasana baru, teman baru, namun tidak dengan semangatku. Entah mengapa aku merasa semangat belajarku menurun, tak sama seperti ketika melewati kegiatan ospek beberapa hari yang lalu.

Ada sesuatu yang mengganjal, aku tak begitu hapal. Namun setidaknya aku tau bahwa pilihan prodi kuliahku tak sesuai dengan apa yang selama ini aku impikan. Sudah menjadi kebiasaan, jika ada sesuatu yang mengganjal di hati, aku akan berusaha mencari cara untuk menyelesaikannya. Setelah matakuliah kedua berakhir, aku tak buang waktu, aku segera menuju gedung jurusan untuk menanyakan syarat atau bisakan pindah prodi. Hal itu aku sampaikan ke Adm Prodi, pak Fadil.

Namun, tak banyak yang bisa disampaikan pak Fadil, yang pada intinya beliau tidak mempunyai kuasa untuk memindahkan prodi bagi mahasiswa yang tak sesuai minat. Beliau hanya bisa memberikan saran, agar permasalahan ini disampaikan ke ketua jurusan prodi. Pak Wendhi.

Aku segera menemui pak Wendi yang sejak tadi terlihat duduk sendiri, aku bersalaman dan lantas menyampaikan niatku menemuinya, aku ingin pindah ke prodi lain. Di mulai dengan candaan, hingga tanggapan yang datar, beliau menyampaikan hal yang pada intinya aku tidak bisa pindah prodi, kuota di prodi tujuan sudah penuh terisi, dan aku sudah terdaftar di prodi yang kupilih saat ini.

Aku akui, semua ini salahku. Waktu pertama mendaftar memang prodi yang aku inginkan sudah penuh, namun aku memilih prodi lain yang masih satu jurusan. Berharap kelak akan ada konsentrasi prodi jurusan. Namun semuanya tak semudah yang aku bayangkan.

Setelah pertanyaan dan obrolan singkat itu, beliau berpesan. "Pulang dan istikhorohlah, muslimkan? Cintai apa yang sudah kamu pilih". Dengan perasaan yang bimbang, dan setelah bersalaman aku mohon diri, dan pergi.

Perasaan gusar dan bimbang beradu, acapkali niat ingin mengundurkan diri muncul. Tak banyak yang bisa aku perbuat, aku pulang ke kost-ku yang letaknya tak jauh dari daerah kampus.

Entah kenapa perasaan yang pada awalnya begitu semangat, kini berbalik menjadi rasa yang begitu menakutkan. Takut akan tak bisa mengikuti matakuliah dengan semaksimal mungkin. Takut jika kedepannya akan menjadi sebuah masalah. Karna yang saat ini aku jalani tak sesuai dengan apa yang selama ini aku impikan.

Namun, kalimat pak Wendi seakan menjadi menjadi pompa semngat, untuk mencoba hal baru yang sebelumnya tak pernah aku bayangkan.

Matakuliah ketiga beberapa menit lagi, aku berniat tak hadir. Satu matakuliah absen, menawar rasa bimbang. Aku tak mau berjuang di hal yang tak sukai. Aku ingin pulang. Aku hanya ingin pulang.

Salah memilih prodi bukan menjadi alasan satu-satunya kenapa aku berniat untuk mengundurkan diri, biaya kos yang telah jatuh tempo, hutang pendaftaran biaya test yang belum aku bayar. Juga semakin melemahkan semangatku untuk melanjutkan kuliah.

Sepanjang perjalanan pulang perasaan bimbang kian membayang, hingga pesan pak Wendi ketua jurusan prodi yang sejak tadi tak juga mau pergi. Istikhoroh, cintai apa yang telah kamu pilih. Itu pesan beliau.

Kuhentikan laju motorku tepat didepan rumah yang belum separuhnya jadi. Aku berniat menemui teman sekaligus bosku untuk meminta saran. Tak jauh berbeda dengan apa yang telah di sampaikan pak Wendi, temanku juga menyampaikan hal yang sama, mengingat perjuanganku sudah sejauh ini. Akan sangat gagal jika aku berhenti di sini.

Setelah beberapa saat...

Aku menghela nafas, perlahan aku pejamkan mata, aku coba memikirkan ulang apa yang telah aku lewati. Mulai pertama mendaftar, membayar dengan cara meminjam uang, melalui hari ospek, melawati masa Pendikar. Kanapa aku harus berhenti disini, kenapa aku tak mencoba hal yang baru, setidaknya kelak akan bisa aku satupadukan dengan yang selama ini aku minati dan kemudian aku kombinasikan dengan hal yang sebelumnya belum pernah aku bayangkan. Harapan baru mulai tumbuh.

Aku tau aku masih dalam keadaan bimbang. Tapi, aku tak lantas menyerah, meski aku tau ini tak akan mudah, dan aku yakin semua ini akan kulewati dengan hasil yang sangat memuaskan. Aku yakin, pasti akan ada kemudahan, selama aku tetap berusaha. Tak ada yang tak mungkin.

Doa, dan usaha. Yaa walau berat. Semuanya seakan berat.

No comments:

Post a Comment